![]() |
Credit |
“Apa
sih kamera itu?”
Sebuah pertanyaan
yang mungkin sudah jarang ditanyakan orang-orang masa kini. Bisa jadi (mungkin)
karena orang-orang zaman sekarang sudah sering melihat bagaimana sebuah kamera
bekerja. Bahkan disetiap perangkat selular masa kini pasti sudah dilengkapi
oleh fitur kamera. Namun mari kita bahas lagi lebih mendalam tentang sebuah
kamera agar Creators tidak hanya mengetahui kamera secara praktik namun juga
teori.
Kamera adalah sebuah
alat. Tidak berbeda dengan sebuah kuas. Sebuah kuas tidak membuat karya, namun
pengguananya (pelukis) lah yang membuat karya. Sama halnya dengan kamera,
kamera tidak membuat foto tapi sang penggunanya lah yang menciptakan foto.
Jadiiii … jangan pernah membuat Creators merasa terkontrol oleh kamera. Kamera
adalah sebuah alat, jadi Creators harus memperlakukan kamera sebagai sebuah
alat.
![]() |
Credit |
Mari
kita masuk ke dalam elemen-elemen yang ada pada kamera. Kamera adalah sebuah
alat yang mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke dalam film peka cahaya atau
permukaan lain yang ada di dalamnya tergantung dari jenis kamera itu sendiri.
Kamera pertama tidak menggunakan lensa kaca seperti kamera-kamera zaman
sekarang loh, Creators. Kamera pertama menggunakan lubang kecil untuk
membiarkan cahaya masuk secara fokus ke permukaan (viewing surfaces). Ini merupakan konsep yang sama seperti Creators
pada masa kecil dulu (terkecuali yang sekarang masih kecil) membuat sebuah
bolongan pada secarik kertas untuk melihat gerhana matahari yang terproyeksikan
ke tanah melalui lobang tersebut.
![]() |
Credit |
Nah, seiring
berjalanya waktu dan berkembangnya peradaban manusia, kamera zaman sekarang
menggunakan lensa yang terbuat dari kaca. Kaca memiliki kemampuan untuk
memberikan fokus lebih cepat, menangkap cahaya lebih cepat, dan memiliki
kemampuan untuk memperbesar gambar. Film (roll
film) yang digunakan sekarang pun lebih sensitif dan jauh lebih detail
ketimbang lapisan film yang ada pada Kajadul (Kamera jaman dahulu).
Selain itu juga,
sudah banyak produsen kamera yang menggunakan sensor digital sebagai pengganti
film yang mana jenis dan spesifikasinya beragam. Kajase (kamera jaman sekarang)
juga memiliki “shutters” (bukan judul
film horror Thailand yah, Creators) yang dapat mengontrol cahaya untuk mencapai
permukaan film atau sensor digital hanya dengan menekan sebuah tombol.
Dan
sekarang kita juga memiliki beragam jenis alat pencahayaan untuk membantu
pengaturan cahaya dalam proses pengambilan gambar. Kamera sudah mengalami
perjalanan yang panjang dari dulu hingga sekarang, namun pada kesimpulanya
kamera hanya sebuah alat yang mengatur jumlah cahaya yang masuk dan menyentuh
permukaan film.
Saya sekarang lagi keracunan buat main kamera analog film lagi nih.
ReplyDelete